Harga Minyak Hari ini vs Subsidi Pemerintah


Hari ini 7 Maret 2016, kurs Rupiah terhadap Dolar semakin menguat di level Rp12.964 – Rp13.094 per 1 USD (ref Kurs BI). Harga Minyak mentah di level 39 USD/barel (1 Barrel = 115,6 liter) artinya harga Minyak mentah per Barrel yaitu Rp13.000 x 39 barrel /115,6 liter maka didapatkan harga minyak mentah per liternya sekitar Rp4.386 liter.

Adakah diantara pembaca yang tahu berapa biaya penyulingan dan biaya pengiriman sehingga Minyak mentah ini menjadi bahan bakar lain seperti Bensin Premium RON88, Pertalite RON90, Pertamax RON92, Pertamax Plus RON95 serta Solar sehingga harganya pantas dijual di tempat pengisian bahan bakar.

Referensi hari ini harga Bensin Premium RON88 (kadar terendah dari BBM) Rp7.050 per liter (masih dibilang harga subsidi) berapa subsidinya saja tidak jelas jika mau naik bilangnya mengalihkan subsidi dan kemana dialihkannya juga tidak jelas, dan ini harga yang dibilang non subsidi Pertalite RON90 Rp7.500 , Pertamax RON92 Rp7.950 , Pertamax Plus RON95 Rp8.850 , Solar Rp5.650.

Coba kita lihat harga minyak negara Malaysia di bulan Maret 2016 harga BBM turun terhadap Harga di bulan Februari 2016, harga sekarang Bensin RON92 1.60RM , RON95 1.95RM ,Diesel 1.35RM. Jika kurs sekarang 1 RM = Rp3.200 maka RON92 Rp 5.120 , RON95 Rp6.240 dan Diesel Rp4.320 , Di Malaysia tidak menjual RON 88 atau RON90.

Coba kita bandingkan Malaysia RON92 Rp5.120 dan yang sejenis di Indonesia Pertamax RON92 Rp7.950 (di Indonesia lebih mahal Rp2.830 per liternya) dibanding dengan harga Premium RON88 dan Pertilite RON90 harga di Negara Malaysia jauh lebih murah dan kulitas lebih baik pula. Apa benar harga Premium kita harga subsidi sedangkan di Malaysia harganya itu non subsidi (kabarnya disana pun harganya seharusnya lebih rendah lagi dari sekarang) selalu banyak alasan yang dibuat-buat untuk harga Bensin ini. Kita lihat lagi Malaysia RON95 Rp6.240 dan Indonesia Pertamax Plus RON95 Rp8.850 (di Indonesia lebih mahal Rp2.610 per liternya) dan untuk Diesel Rp4.320 dan Indonesia Solar Rp5.650 (di Indonesia lebih mahal Rp1.330 per liternya)

Jadi kesimpulannya, bagaimana hitungan Pertamina untuk BBM ini dan bagaimana sebenernya kebijakan pemerintah yang selalu berdalih Bensin Premium itu bersumsidi dan jika naik berdalih mengalikan subsidi dan berapa nilai perliter subsidinya. Pernah terdengar berita bahwa subsidi dialihkan ke pelayanan kesehatan ternyata yang sekarang berlangsung setiap orang diwajibkan ikut BPJS (asuransi tolong menolong terhadap sesama peserta) jadi enak pemerintah kurang tanggung jawabnya untuk masyarakatnya, apakah pantas dibilang pengalihan di bidang pelayanan kesehatan?.

Tinggalkan komentar